Epistemologi Kebajikan dan Keburukan Akal Budi

0
2471

Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Titik awal epistemologi kebajikan (vistue epistemology) adalah persepsi mengenai relasi antara penyelidikan dan karakter. Penyelidikan (enquiry) merupakan aktivitas perolehan, penilaian, dan penerapan pengetahuan. Sedangkan karakter (character) terkait dengan karakteristik seseorang. Dalam bahasa filosofis, karakter negatif adalah sifat buruk dan karakter positif adalah kebajikan. Terkait hal ini, epistemologi kebajikan ingin mengeksplorasi relasi antara karakter dan penyelidikan.

Menurut Jason Baehr, penyelidikan membuat tuntutan pada agen kognitif. Sedangkan kebajikan epistemik melengkapi seseorang supaya dapat memenuhi tuntutan. Hal ini melibatkan identifikasi terhadap kebajikan dan kejahatan epistemik. Misalnya, keingintahuan dan kerendahan hati, kesombongan dan dogmatisme, dan mengeksplorasi bagaimana mereka memengaruhi kapasitas seseorang atau kelompok untuk memeroleh, menilai, dan menetapkan pengetahuan melalui praktik epistemik seperti berteori, berdebat, dan menyelidiki.

Sejumlah kebajikan seperti kejujuran memiliki ruang lingkup universal dalam kehidupan manusia. Sedangkan keberanian epistemik hanya berlaku untuk agen tertentu dalam kondisi tertentu. Kejahatan epistemik merupakan karakter epistemik yang negatif. Misalnya, kesombongan dan dogmatisme serta ketidakadilan epistemik dan ketidaksensitifan epistemik. Heather Battaly membedakan dua konsep utama dari wakil epistemik. Pertama, seorang yang andal (reliablist) melihat sifat buruk akal budi sebagai karakter yang memiliki dampak epistemik yang buruk. Kedua, seorang yang bertanggung jawab (responsibilist) melihat kejahatan sebagai cerminan psikologi yang buruk.

Perlu diketahui bahwa ateis baru dinilai kejam secara epistemik. Penilaian tersebut terjadi karena dampak buruk dari perilaku ateis baru. Terkait hal ini, ahli epistemologi mempunyai kepentingan untuk mengidentifikasi berbagai macam kebajikan dan keburukan epistemik. Selain itu, memahami bagaimana keduanya menjalin relasi dan berkontribusi pada penyelidikan tingkat pribadi atau kelompok.

Ian James Kidd menggunakan epistemologi kebajikan untuk mengartikulasikan dan menilai tuduhan sebagaimana diarahkan kepada ateisme baru. Hal ini didasarkan pada sejumlah klaim. Pertama, membantu memberikan dasar normatif tuduhan dan memerlihatkan bahwa tuduhan menggunakan perangkat retoris. Kedua, menawarkan studi kasus mengenai arogansi epistemik dan dogmatisme epistemik. Ketiga, membantah keberatan atas klaim dan menegaskan bahwa tuduhan merupakan kritik yang valid. Keempat, tuduhan adalah serangan ad hominem.

Sumber Bacaan:

Kidd, Ian James. “Epistemic Vices in Public Debate: The Case of ‘New Atheism’.” Dalam Christopher R. Cotter, Philip Andrew Quadrio, dan Jonathan Tuckett (editor). New Atheism: Critical Perspectives and Contemporary Debates. Switzerland: Springer, 2017, hlm. 51-68.

Stenger, Victor J. “A Defense of New Atheism: A Reply to Massimo Pigliucci.” Science, Religion & Culture. Vol. 1, No. 1 (2014), hlm. 4-9.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

five × five =