Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Pekan Laudato Si dimaksudkan untuk merayakan lahirnya Ensiklik Laudato Si yang ditulis oleh Paus Fransiskus. Ensiklik tersebut menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia pada dasarnya saling terhubung (connected). Selain itu, Paus memperlihatkan fenomena dunia dewasa ini, yaitu krisis ekologi (ecological crisis) dan darurat iklim (climate emergency). Perlu diketahui bahwa pada 24 Mei 2015, Paus Fransiskus secara resmi menyelesaikan penulisan Ensiklik Laudato Si.

Pada Maret 2020, Paus Fransiskus mengundang umat Katolik untuk mempersiapkan diri dalam rangka menandai lima tahun kelahiran Ensiklik Laudato Si. Ia mendorong umat Katolik supaya bersukacita ketika mengejawantahkan nilai dan makna Ensiklik tersebut, yaitu merawat ciptaan (caring for creation). Namun, dalam pekan Laudato Si 2020 yaitu pada pertengahan Mei, dunia dilanda pandemi Covid-19.

Masyarakat di seluruh dunia harus melakukan karantina mandiri dan beradaptasi dengan situasi serta kondisi yang ada. Meskipun demikian, umat Katolik berupaya sedemikian rupa untuk memeringati dan merenungkan pentingnya membangun dunia yang lebih baik berdasarkan semangat dasar Ensiklik Laudato Si. Selanjutnya, pada pekan Laudato Si 2021, umat Katolik akan mengevaluasi perjalanan pertobatan ekologis (ecological conversion journey) yang dilakukan selama enam tahun terakhir dan membuat komitmen untuk periode mendatang.

Terdapat berbagai macam hal yang harus dilakukan umat Katolik dalam rangka mengimplementasikan pertobatan terus-menerus. Oleh karena itu, di tengah upaya tersebut, umat Katolik harus tetap bersukacita (rejoice) dan tidak boleh kehilangan harapan (hope). Bersikap tekun dan setia merawat rumah kita bersama (to care for our common home).

Paus Fransiskus mengundang umat Katolik untuk berpartisipasi dalam pekan Laudato Si 2021, yaitu pada 16-24 Mei. Tema besar pekan Laudato Si kali ini yaitu for we know that things can change (Laudato Si, art. 13). Harus diakui bahwa Ensiklik Laudato Si menghidupkan komunitas Katolik di seluruh dunia untuk berjuang mengatasi krisis ekologi dan darurat iklim.

Berhadapan dengan realitas di mana terjadi kepunahan spesies dan perubahan iklim, perlu dilakukan tindakan untuk menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan (to create a more just and sustainable future). Terkait hal ini, kerusakan alam (destruction of nature) hanya dapat diatasi apabila masyarakat bekerja bersama, bukan mengandalkan diri sendiri. Oleh karena itu, umat Katolik mempunyai kesempatan untuk memberikan kesaksian hidup pada tataran regional dan lokal berdasarkan semangat Ensiklik Laudato Si.

Pekan Laudato Si 2021 merupakan kesempatan untuk melakukan advokasi dalam rangka meningkatkan suara umat Katolik menjelang UN Biodiversity Conference (COP15) dan UN Climate Change Conference (COP26). Terkait COP26, pada November 2021 negara-negara harus mengumumkan agenda untuk memenuhi tujuan perjanjian Paris (the goals of the Paris agreement). Sedangkan COP15 yang akan diselenggarakan di Cina pada Oktober 2021, dunia mempunyai kesempatan untuk menetapkan tujuan bermakna untuk melindungi ciptaan (to protect creation).

Sumber Bacaan:

“Pope Francis Invites Faithful to Celebrate Progress, Plan Ambitious Decade During Laudato Si Week.” https://laudatosiweek.org/2021/05/02/press-release-pope-francis-invites-faithful-to-celebrate-progress-plan-ambitious-decade-during-laudato-si-week/. Diakses pada 15 Mei 2021 pukul 09.40 WIB.

“What is Laudato Si Week?” https://laudatosiweek.org/what-is-laudato-si-week/. Diakses pada 15 Mei 2021 pukul 09.37 WIB.

2 KOMENTAR

  1. Kita bangun jaringan yang bagus untuk mewujudkan cita-cits dan harapan Bapa Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si. Terimakasih

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

seven + seventeen =