Situasi Umum
Senin, 21 November 2022, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Gempa itu menyebabkan kerusakan yang masif. Ratusan nyawa melayang, puluhan ribu orang harus mengungsi.
Informasi terakhir yang kami dapatkan, Rabu, 30 November 2022 berdasarkan laporan dari harian Kompas, gempa bumi mengakibatkan 272 orang meninggal, ribuan orang terluka, dan lebih dari 50.000 rumah rusak (berat, sedang, ringan). Hingga hari ini warga yang terdampak gempa masih tinggal di tenda-tenda evakuasi. Mereka belum bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Keterlibatan JPIC OFM (Menjangkau Mereka Yang Ada Di Pinggiran)
Tersebarnya berita gempa bumi yang mengguncang Cianjur, menggugah begitu banyak pihak di seantero negeri ini. Sejak hari pertama peristiwa gempa terjadi, berbondong-bondong orang datang ke Cianjur. Mereka datang dari berbagai tempat untuk memberikan bantuan, dukungan dan harapan kepada warga korban.
Para saudara dina di provinsi St. Mikhael Malaikat Agung Indonesia juga melalui para saudara dina di komisi JPIC OFM (Justice, Peace, and Integrity of Creation) dengan sigap menanggapi situasi ini. JPIC OFM menggandeng para saudara di Paroki Cipanas, Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya, dan Komunitas Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) untuk bersama-sama membantu warga Cianjur. Fokus perhatian JPIC OFM dalam menangani korban gempa Cianjur adalah warga yang kurang mendapatkan perhatian publik dan jauh dari jangkauan banyak orang. Hal ini dibuat dengan maksud agar keterlibatan JPIC OFM lebih efektif dan berdampak langsung kepada warga masyarakat korban. Dengan demikian, bantuan yang akan disalurkan tepat sasaran, yaitu warga yang ada dipinggiran yang sungguh-sungguh membutuhkan.
Karena itu, JPIC OFM dalam koordinasi dengan para saudara di Panti Asuhan St. Yusuf dan Paroki Cipanas mencoba untuk menjajaki lokasi-lokasi yang jauh dari pantuan umum. Sejauh ini, JPIC OFM sudah menyalurkan sejumlah bantuan ke beberapa titik. Bantuan-bantuan yang disalurkan berupa: logistik, selimut, terpal, tikar, dan pengobatan gratis. Dan pada umumnya, warga yang dibantu itu adalah masyarakat yang berada di wilayah-wilayah pinggiran Kabupaten Cianjur. Bahkan JPIC OFM menyalurkan bantuan sampai ke kampung-kampung pelosok yang belum ada jalan raya sama sekali. Salah satu titik lokasi yang pertama kali dibantu oleh JPIC OFM dalam menangani korban gempa Cianjur adalah kampung Loji Girang, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Bantuan Pertama ke Kampung Loji Girang
Rabu, 23 November 2022, JPIC OFM bersama para saudara di Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya dan Paroki Cipanas bersama-sama bergegas membantu warga di Kampung Loji Girang. Para saudara yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain: sdr. Fridus, OFM, sdr. Bimo, OFM, sdr. Martin Kowe, OFM, sdr. Trimur, OFM, sdr. Widi, OFM, sdr. Iki Santrio, OFM dan beberapa karyawan panti Asuhan St. Yusuf. Namun, bantuan yang disalurkan oleh para saudara untuk warga Loji Girang pada saat itu tidak banyak, hanya beberapa gulungan terpal untuk keperluan pembuatan tenda darurat. Hal ini bisa dimaklumi, karena para saudara belum mendapatkan cukup informasi terkait kebutuhan warga setempat.
Letak Kampung Loji Girang lumayan jauh dari jalan umum. Dari Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya ke kampung ini sekitar 30-40 menit dengan kendaraan mobil. Jalan menuju kampung ini juga lumayan berat. Setiap kendaraan (mobil khususnya) harus melewati jalan yang sempit, berlubang dan mendaki. Jarak antara jalan raya dan kampung Loji Girang sekitar 3 km.
Namun, kondisi ini tidak mengurungkan niat baik para saudara untuk membantu warga Loji Girang. Di sepanjang jalan menuju kampung, terlihat jelas rumah-rumah warga yang rusak bahkan ada yang nyaris roboh akibat gempa. Tenda-tenda darurat pun berderet di pinggir jalan. Tampak, sejumlah warga mulai dari anak-anak sampai orang dewasa menempati tenda yang ada.
Sesampai di Loji Girang, para saudara pertama-tama bertemu dengan ketua RT dan koordinator tim evakuasi warga. Para saudara melaporkan kehadiran mereka dan rencana keterlibatan JPIC OFM dalam membantu warga Loji Girang. Segenap warga merespon secara positif kehadiran para saudara di sana. Dan kebetulan, ada beberapa warga yang mengenal sdr. Martin Kowe, OFM dan Sdr. Trimur, OFM. Mereka menyapa kedua saudara ini dengan sapaan khas “pa Romo”.
Ketua RT menceritakan kepada para saudara kondisi yang dialami oleh warga setempat. Ia melaporkan bahwa di Loji Girang ada 2 orang yang meninggal dan 3 orang luka-luka pada saat gempa bumi terjadi. Selain itu, hampir semua rumah warga mengalami kerusakan. Ada yang rusak berat, sedang, dan ringan. Kondisi ini membuat warga mau tidak mau harus berevakuasi ke tempat-tempat yang lebih aman. Salah satu kebutuhan yang paling mendesak bagi mereka dalam situasi ini adalah tenda untuk berteduh siang dan malam.
Membuat Sejumah Tenda
Para saudara membuatkan 3 tenda di Loji Girang. Ketiga tenda ini dibuatkan sedemikian rupa dan senyaman mungkin untuk ditempati oleh warga. Semua bahan untuk kebutuhan pembuatan tenda dibawa dari Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya. Proses pembuatan beberapa tenda ini melibatkan semua saudara yang ikut ke Loji Girang pada hari itu dan dibantu oleh beberapa warga setempat. Sore harinya tenda-tenda ini sudah mulai ditempati oleh warga.
Untuk kebutuhan-kebutuhan lain seperti: logistik, selimut, tikar, karpet, dan lain-lain belum bisa dipenuhi saat itu juga oleh para saudara. Namun, beberapa hari kemudian, setelah donasi dari berbagai pihak sudah ada yang terkumpul, para saudara mulai perlahan-lahan menyalurkan sejumlah bantuan sesuai dengan kebutuhan warga. Sejauh ini, pada tahap emergency, JPIC OFM masih tetap berkoordinasi dengan beberapa warga di Loji Girang dan menyalurkan bantuan kepada mereka. (sdr. Iki Santrio, OFM)
Bersambung….