Mekanisme Kerja JPIC OFM  

Mempertimbangkan situasi dan mendesaknya bantuan untuk warga korban gempa, JPIC OFM memutuskan untuk membuat suatu mekanisme kerja yang lebih terorganisir dan terencana. Karena itu, pada 24 November 2022, JPIC OFM membentuk sebuah tim kerja kecil yang melibatkan para saudara di komunitas Carceri Sindanglaya. Tim ini dibentuk dalam rangka membantu mempermudahkan seluruh proses kegiatan para saudara selama berada di lokasi bencana. Ada beberapa saudara yang terlibat dalam tim ini: sdr. Fridus Derong, OFM dan sdr. Martin Kowe, OFM sebagai koordinator umum kegiatan, sdr. Trimur sebagai koordinator lapangan, sdr. Iki Santrio, OFM dan sdr. Ignas Wagut, OFM mengurus bagian kesekretariatan, informasi dan keuangan. Para saudara juga melibatkan minister provinsi, sdr. Mikael Peruhe, OFM dalam tim ini sebagai penasehat umum kegiatan. Selanjutnya, tim inilah yang akan mengkoordinir seluruh kegiatan JPIC OFM dalam membantu korban gempa bumi Cianjur.

Dalam pertemuan tanggal 24 November 2022 di komunitas Carceri, tim ini memutuskan beberapa hal berhubungan dengan kegiatan membantu warga selama tahap emergency. Pertama, JPIC OFM perlu membuat posko, tempat pengumpulan sejumlah bantuan untuk korban gempa Cianjur. Posko ini diadakan di aula Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya. Untuk mendukung posko ini, JPIC OFM menggandeng rekan-rekan dari KBKK (Komunitas Bakti Kasih Kemanusiaan) Jakarta. Kedua, para saudara mulai bergerak untuk menggalang bantuan dana dan logistik. Karena itu, para saudara membuatkan sebuah flyer sebagai media informasi yang memuat segala kebutuhan warga yang hendak dibantu oleh JPIC OFM Indonesia. Sejumlah pihak dengan cepat menanggapi informasi ini dan ikut membantu proses pengumpulan segala kebutuhan warga. Sampai saat ini, bantuan-bantuan dari sejumlah pihak (khususnya dari Jakarta dan Depok) masih terus disalurkan melalui JPIC OFM Indonesia.

Melibatkan Para Saudara di Paroki  

Demi memperlancar segala kegiatan, tim kecil di atas melibatkan para saudara di beberapa paroki yang dilayani oleh para Fransiskan, yang ada di keuskupan Agung Jakarta dan keuskupan Bogor. Beberapa paroki tersebut antara lain: Paroki Cempaka putih, Paroki Kramat, dan Paroki St. Paulus Depok.  Para saudara di beberapa paroki ini dilibatkan dalam rangka mempermudah proses pengumpulan segala bantuan dari berbagai pihak. Mereka diminta oleh tim JPIC OFM untuk mengkoordinir segala bantuan dari umat yang ada di Jakarta dan Depok serta menyediakan tempat di paroki untuk pengumpulan donasi. Selain ketiga paroki ini, kantor JPIC OFM Indonesia juga menjadi salah satu lokasi pengumpulan bantuan. Selanjutnya, segala bantuan yang sudah terkumpul diantar ke posko JPIC OFM di Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya dan akan disalurkan kepada warga korban bencana. Sekadar informasi, selama ini juga ada sejumlah pihak yang mengantarkan langsung bantuannya ke posko JPIC OFM di Sindanglaya.

Sejak tanggal 25 November 2022, berbagai jenis donasi untuk kebutuhan warga korban bencana Cianjur berangsung-angsur terkumpul. Ada yang menyumbangkan beras, selimut, terpal, karpet, obat-obatan, air minum, mainan anak-anak, perlengkapan mandi, kebutuhan privat ibu-ibu dan lain-lain. Pengambilan barang-barang ini dilakukan pertahap, sesuai dengan volume bantuan yang sudah terkumpul. Untuk memperlancar proses ini, tim JPIC OFM selalu berkoordinasi dengan para saudara di paroki Cempaka putih, Paroki Kramat, dan Paroki St. Paulus Depok. Sejauh ini, seluruh proses berjalan lancar dan tidak ada hambatan. Para saudara di beberapa paroki ini juga sangat kooperatif dan responsif.

Berkaitan dengan proses penyaluran bantuan kepada warga, JPIC OFM membuat suatu mekanisme kerja tersendiri. Sebelum bantuan di salurkan kepada warga, tim JPIC OFM terlebih dahulu melakukan survey ke sejumlah lokasi dan menanyakan kebutuhan warga. Pendistribusian bantuan kemudian disesuaikan dengan kebutuhan warga. Cara ini ditempuh oleh JPIC OFM dengan maksud supaya bantuan yang disalurkan betul-betul dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh warga. Selain itu, menghindari terjadinya penumpukan barang pada satu tempat serta menghindari terjadinya pendobelan bantuan kepada warga yang sebetulnya telah mendapatkan bantuan dari pihak lain.

Perekrutan Voluntir (Melibatkan Penduduk Lokal)  

Mempertimbangkan terbatasnya jumlah tenaga dalam menangani seluruh kegiatan ini, maka kami memutuskan untuk merekrut voluntir. Karena itu, sejak awal kegiatan ini, kami sudah melibatkan beberapa pihak untuk menjadi voluntir. Sampai saat ini ada 8 orang voluntir yang sudah berjalan bersama JPIC OFM dalam menangani korban gempa Cianjur. Ke 8 voluntir ini (5 orang laki-laki, 3 orang perempuan) adalah karyawan dan karyawati di Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya. Semuanya adalah penduduk asli, orang Sunda, dan sebagian besar beragama muslim. Keikutsertaan mereka dalam seluruh kegiatan JPIC OFM selama beberapa pekan ini memudahkan segala urusan. Mulai dari penjajakan lokasi-lokasi pedalaman, komunikasi dengan warga setempat, pendistrubusian kebutuhan warga, pengambilan bantuan dari Jakarta dan Depok, membantu pendataan barang-barang yang keluar dan masuk, dan lain sebagainya. Pendek kata, keterlibatan saudara dan saudari relawan selama ini sangat membantu kelancaran seluruh kegiatan JPIC OFM di lokasi bencana.

Ada beberapa pertimbangan mengapa JPIC OFM memilih para saudara dan saudari penduduk lokal untuk terlibat dalam menangani kegiatan ini. Di satu sisi, mereka yang lebih mengenal dan mengetahui kultur, situasi, dan daerah setempat. Terlebih khusus berkenaan dengan bahasa komunikasi sehari-hari warga, bahasa Sunda. Berjalan bersama mereka memudahkan para saudara untuk membangun kerja sama dengan warga yang hendak dibantu. Di sisi yang lain, dengan terlibatnya para voluntir ini dapat meminimalisir dan menepis segala bentuk narasi-narasi yang keliru, yang menimbulkan ketidakharmonisan di tengah masyarakat. Pengalaman selama beberapa pekan yang sudah lewat, sejak tanggal 23 November 2022, keterlibatan relawan ini membuat seluruh proses kegiatan JPIC OFM di beberapa lokasi berjalan lancar dan direspon secara positif oleh warga.

Respon Warga

Tidak perlu dinafikan bahwa ada kejadian yang memperlihatkan sejumlah warga menolak menerima bantuan dari pihak tertentu dengan berbagai cara. Namun, sejauh yang kami alami selama ini, warga masyarakat di sejumlah lokasi menerima kehadiran JPIC OFM secara positif. Ketua RT di masing-masing lokasi yang kami kunjungi cukup antusias dan mau diajak untuk bekerja sama untuk membantu warganya yang terdampak gempa bumi. Selain itu, mereka juga sangat kooperatif dan mudah diajak untuk berkomunikasi, terutama selama proses tanggap darurat, pemeriksaan medis dan pendistribusian bahan kebutuhan warga.

Ada beberapa peristiwa yang menarik berkenaan degan respon warga di lokasi bencana. Pertama, respon positif warga di desa Pakoan. Sejak mulai proses pengobatan di wilayah ini kepada Desa Pakoan berusaha untuk menginformasikan kepada semua warganya untuk mendapatkan pengobatan. Bahkan beberapa perangkat desa ada bersama tim JPIC OFM selama kegiatan berlangsung dan membantu mengkoordinir semua warga yang hendak berobat. Saat hendak makan siang, ibu RT di kampung itu mengajak rombongan medis untuk makan di rumahnya. Yang menarik adalah orang-orang di rumah ibu RT tersebut sangat fasih memanggil atau menyebut suster dan pater. Mereka menerima tim medis dari JPIC OFM dengan ramah dan penuh keakraban. Penerimaan yang sangat positif itu membuat seluruh tim madis JPIC OFM tidak merasa canggung. Kami juga sempat foto bersama mereka ketika hendak meninggalkan kampung tersebut.

Pengalaman kedua adalah di kampung Cisalak Girang. Kunjungan ke kampung ini juga tidak kalah menariknya. Warga masyarakat sungguh antusias menerima rombongan medis dari JPIC OFM. Hampir semua warga masyarakat yang mau memeriksa kesehatan menyapa para suster dan dokter dengan ramah. Di tengah keterbatasannya, mereka tetap menyuguhkan kami makanan dan minuman. Di sela-sela kegiatan pemeriksaan medis, warga masyarakat menawarkan kami buah-buahan seperti pisang dan alpukat. Yang menarik adalah setelah selesai pemeriksaan Kesehatan, warga tidak langsung beranjak pulang. Mereka bertahan di tempat pemeriksaan medis dan menyempatkan diri untuk bercerita-cerita dengan kami. Seluruh kegiatan medis di kampung ini berlangsung dengan baik dalam situasi yang hangat dan penuh keakraban.

Bersambung

 

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here