Cuaca pagi ini agak mendung dan rintik gerimis hujan membasahi tanah Nginamanu. Hal ini tidak memadamkan semangat anak-anak SDK Tanawolo melakukan belajar bersama pendidikan literasi ekologi dengan tema: “Menanam Kesadaran dan Membangun Kepedulian terhadap persoalan bumi sebagai rumah kita bersama.”
Dalam rangka masa Prapaskah, pada 3-4 Maret, SDK Tanawolo desa Nginamanu, Paroki Santa Maria Ratu Para Malaikat Kurubhoko melaksanakan kegiatan pendidikan literasi ekologis. Kegiatan ini diprakarsai oleh Pastor Paroki Kurubhoko bersama Yayasan Pugefigo. Kegiatan diwasali dengan doa dari Mazmur 39 kemudian dilanjutkan dengan pengantar materi literasi oleh P. Thobias Harman,OFM. Anak-anak kemudian terbagi ke dalam 6 kelompok. Mereka pergi ke kebun sekolah untuk menikmati kebersamaan dengan alam sambil memilih sesuatu yang menarik perhatian mereka.
Setelah berdiskusi, anak-anak mempresentasikan alasan ketertarikan mereka pada benda tersebut. Saudari Sovia seorang staf Yayasan Pugefigo kemudia memaparkan materi tentang membangun sikap merawat lingkungan hidup dengan cara mengurangi sampah dengan cara menghentikan kebiasaan menyampah. Pada bagian akhir, Pater Thobias, OFM mengajak siswa-siswi SDK untuk menyadari keberadaan manusia sebagai bagian dari ciptaan yang menghuni rumah bersama yang disebut bumi. Berlandaskan pada kisah penciptaan dalam Kejadian I, Pastor Thobias,OFM menegaskan bahwa pada mulanya Allah menciptakan segalah sesuatu baik adanya. “Allah melihat semua yang dijadikanNya itu baik.” Akan tetapi karena kejahatan dan ketamakan manusia membuat keadaan baik awali itu telah rusak parah. Mengatasi penderitaan bumi ini, manusia harus melakukan pertobatan ekologis. Pertobatan ini tidak berhenti pada usaha menghentikan eksploitasi alam, tetapi merawatnya dengan menanam kembali pohon pada bukit yang telah telanjang berdiri.
Sebagai generasi masa depan, anak SDK Tanawolo telah ambil bagian dalam pendidikan literasi untuk menanamkan nilai dan kepedulian kepada kelestarian alam. Meraka dibimbing untuk mengembangkan pola pikir yang harmoni dan pro-life dan berkelanjutan demi kehidupan di masa depan. Karena itu pada hari kedua dari kegiatan ini, anak-anak menyatakan sikap melalui tindakkan dengan menanam beberapa jenis pohon di lahan kritis gereja.