BUKU BARU
Judul: Setitik Air Pada Pinggir Timba: Catatan Perjalanan 25 Tahun Imamat / Penulis: Robertus Agung Suryanto OFM / Penerbit: JPIC OFM Indonesia / Tahun Terbit: 2023 / Kota Terbit: Jakarta / Tebal Buku: 450 halaman / Informasi Pembelian: 0878-2004-0396 (Robertus Agung Suryanto OFM)
Sekapur Sirih
Pace e Bene,
Saat kusaksikan sebuah tarian yang indah di ‘Tanjung Uban’, sebuah paroki yang baru saja diresmikan di bagian Utara Pulau Bintan, Keuskupan Pangkal Pinang, baru aku tahu kalau nama tarian itu adalah ‘sekapur sirih’. Menyambut tamu terhormat dan dijunjung tinggi. Sekapur sirih juga mengandung makna lain, sekelumit dari kebaikan dan anugerah Tuhan yang menggunung. Itulah yang kurasakan pada karya ini.
Saat sang pemazmur bertanya “Tuhan siapakah manusia itu maka Engkau memperhatikannya; siapakah dia maka Engkau mengindahkannya?” Pertanyaan itu menghadirkan dua kesadaran, kekecilan diri sebagai manusia di satu sisi, dan keagungan Sang Pencipta di sisi lain. Manusia meski kecil namun sangat diperhatikan, sangat dicintai oleh-Nya dengan cinta yang abadi. Meski hanya setetes embun pada rerumputan, bagai setitik air pada pinggir timba, ia sangatlah berharga. Diciptakan hampir setara dengan Allah. Diciptakan dengan kemuliaan dan hormat (Cfr. Mzm.8)
Sebagai perantau dan musafir di dunia ini ia terus melangkah, menelusuri padang belantara dan rumput hijau, memasuki gerahnya padang gurun dan menggigilnya angin di ketinggian sebuah bukit. Ia terus melangkah menapaki pematang datar, menuruni terjalnya lembah dan mendaki bukit yang menjulang tinggi seperti menembus awan. Langkah itu dihentikannya sejenak untuk menoleh ke belakang, menengadah ke atas dan kembali menatap ke depan.
Dua puluh lima tahun yang lampau, dengan segala idealismeku dan spirit Nabi Yeremia “kemana pun engkau Ku-utus haruslah engkau pergi; dan apa pun yang KU-katakan haruslah engkau sampaikan” (Yer.1:3) Itulah motto tahbisan imamatku yang mendorong ayunan langkahku menuju tempat perutusan baru, di paroki “Santo Antonius Padua”. Seorang santo yang sangat dikenal dan menetap di hati banyak orang. Di sana juga rasanya mulai kuperkenalkan sebuah novena yang dilakukan di setiap hari selasa karena merasa telah memiliki sedikit domba (anak-anak asrama) yang terjamin kehadirannya. Bukan suatu hal yang kebetulan setelah sekian lama melangkahkan kaki ke tempat lainnya, “St. Paulus” Depok Lama; “St. Petrus” Cianjur; “Santo Paskalis” Cempaka Putih; dan “Hati Kudus Yesus”, Kramat, terakhir ini di paroki persiapan “St Cosmas danDamianus” Kijang, Bintan Timur. Kini di usia perak imamat, di tempat yang baru kutinggali empat bulan ini, di tengah umat yang realtif baru merasakan kehadiran fransiskan, kuperkenalkan kembali Novena Besar St. Antonius Padua. Mungkin sekali juga nama pelindung paroki di mana aku menuliskan sekapur sirih ini pun kelak bernama “Santo Antonius Padua”.
Buku ini pada dasarnya adalah artikel refleksi lepas hari demi hari yang tak berhubungan satu sama lain. Pola yang hampir sama adalah, selalu berupaya menulis sesuatu untuk apa yang hendak kusampaikan di hari atau kesempatan tertentu meski tidak bermaksud untuk dibacakan. Hampir semua pola adalah Upaya untuk menemukan fokus permenungan di saat itu. Kumpulan refleksi ini diklasifikasikan seturut irama hari Fajar, Terik, dan Senja Kehidupan yang tentu saja tak selalu pas dalam menempatkannya. Satu gagasan yang ingin disampaikan oleh sahabatku hampir sepuluh tahun silam, di setiap putaran hari, ada filosofi yang ingin di bangun: Optimisme dalam menatap dan menjalani hidup (Fajar), bekerja keras saat melaksanakannya (Terik), dan refleksikan karena semuanya pasti akan berakhir (Senja).
Dari lubuk hati terdalam saya berharap semoga buku ini, meski hanya setitik air di pinggir timba, dapat memberi manfaat yang membantu banyak orang menghilangkan dahaga di tengah teriknya kehidupan. Terima kasih tiada hingga kuucapkan kepada Sdr-ku Johnny Dohut, OFM, saudara se-perutusan yang telah bertekun menata dan merangkai setiap artikel lepas dan singkat hingga menjadi buku ini. Terima kasih kepada RD Agustinus Pramodo yang telah mempersiapkan segala sarana yang membuat kami nyaman berpastoral di tempat yang baru ini. Terima kasih tiada hingga juga saya ucapkan kepada Sdr. Mikhael Peruhe, OFM, pelayan provinsi St. Michael Indonesia yang selalu mendukung kami dan yang juga merayakan perak Imamatnya di tahun ini. Dulu kami ditahbiskan sebagai diakon oleh Mgr Ignatius Suharyo, saat itu masih sebagai uskup Keuskupan Agung Semarang. Kami ditahbiskan sbeagai diakon di Kapel Seminari Tinggi Kentungan. Selanjutnya kami ditahbiskan sebagai imam terpisah. Terima kasih berlimpah juga atas ‘endorse’ pada cover buku ini. Terima kasih kepada Mgr. Adrianus Sunarko, OFM, Mgr Paskalis B. Syukur, OFM, dan P. Antonius Eddy Kristianto, OFM atas dukungan yang telah diberikan. Terima kasih banyak saya haturkan juga kepada para sahabat, para ‘benefactor’ yang tak bisa saya sebutkan satu per satu. Semua saudara dan saudari yang telah mendukung karya pelayanan imamat saya hingga hari ini, saya ucapkan Terima Kasih banyak. Kiranya Tuhan sendirilah yang akan mengganjar denga aneka Rahmat dan Rahmat kebaikan-Nya.
Tuhan memberkati
Kijang, Bintan Timur, 30 Agustus, 2023
Sdr. Robertus Agung Suryanto, OFM
Selamat merayakan 25 thn Imamat utk Rm Robert Agung, OFM
Romo klu bukunya sdh terbit, hallo hallo ya saya mau berikan utk Leon, semoga bisa menginspirasi Leon