BUKU BARU

Judul: Komunikasi Diri Allah dalam Teologi Trinitas Karl Rahner / Penulis: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM dan Andreas Bernadinus Atawolo OFM / Penerbit: JPIC OFM Indonesia / Tahun Terbit: 2023 / Kota Terbit: Jakarta / Tebal Buku: 164 halaman / Harga: Rp100.000,00 / Informasi Pembelian: 0819-0410-1226 (Sekretariat JPIC OFM Indonesia)

SINOPSIS

Buku “Komunikasi Diri Allah dalam Teologi Trinitas Karl Rahner” ini terdiri dari lima bagian. Bagian pertama “pendahuluan”. Pada bagian pendahuluan ini kami menguraikannya ke dalam lima bagian. Pertama, latar belakang. Kedua, riwayat hidup. Ketiga, karya-karya. Keempat, konteks intelektual. Kelima, corak teologi.

Bagian kedua “perkembangan doktrin Trinitas dan kritik Karl Rahner terhadap tradisi teologi Barat”. Pada bagian kedua ini kami menguraikannya ke dalam lima bagian. Pertama, pengantar. Kedua, perkembangan doktrin Trinitas (Trinitas dalam Kitab Suci, iman mencari pemahaman, bidah dan perkembangan doktrin, dialog dengan budaya kontemporer, dan konsili, kredo, dan ibadat). Ketiga, ciri utama tradisi teologi Barat (Trinitas imanen, relasi dogma dan teologi, dan analogi psikologis). Keempat, kritik Karl Rahner terhadap tradisi teologi Barat. Kelima, rangkuman.

Bagian ketiga “garis besar teologi Trinitas Karl Rahner”. Pada bagian ketiga ini kami menguraikannya ke dalam lima bagian. Pertama, pengantar. Kedua, konteks sejarah dan teologis (pribadi manusia sebagai “roh di dunia”, rahmat yang merangkul segalanya, dan Allah itu satu dan/atau Trinitas?). Ketiga, kaidah Rahner: Trinitas ekonomi dan Trinitas imanen (kaidah Rahner, tujuan dari kaidah Rahner, landasan teologis kaidah Rahner, dan akibat dari kaidah Rahner). Keempat, komunikasi diri Allah Bapa dalam dua modalitas (tindakan komunikasi diri Allah Bapa yang bebas dalam sejarah, empat aspek komunikasi diri Allah Bapa, dan kesatuan komunikasi diri Allah dalam dua modalitasnya). Kelima, rangkuman.

Bagian keempat “relasi Ilahi dalam Trinitas dan analogi psikologis adikodrati”. Pada bagian keempat ini kami menguraikannya ke dalam tujuh bagian. Pertama, pengantar. Kedua, struktur rahmat Trinitas. Ketiga, empat rahmat yang diciptakan (rahmat pemersatu, rahmat pengudusan, budaya kasih, dan terang kemuliaan). Keempat, analogi natural Trinitas. Kelima, analogi psikologis adikodrati. Keenam, pemahaman analogis tentang empat relasi Ilahi dalam Trinitas. Ketujuh, rangkuman.

Bagian kelima “penutup”. Pada bagian kelima ini kami menguraikannya ke dalam tiga bagian. Pertama, pengantar. Kedua, kesimpulan (rangkuman, kebaruan, dan relevansi). Ketiga, tanggapan (apresiasi dan catatan).

TENTANG PENULIS

Yohanes Wahyu Prasetyo OFM lahir di Malang, 9 Oktober 1994. Menempuh pendidikan di Seminarium Marianum K. Malang (2009-2013), Postulat St. Bonaventura Yogyakarta (2013-2014), Novisiat Transitus Depok-Jawa Barat (2014-2015), Sarjana Filsafat STF Driyarkara Jakarta (2015-2019), Tahun Orientasi Pastoral di Seminari St. Yohanes Berkhmans (2019-2020), dan Magister Filsafat STF Driyarkara Jakarta (2020-2023). Sejak Juli 2020 menjadi ketua bidang animasi JPIC OFM Indonesia dan redaktur pelaksana serta editor Gita Sang Surya. Inisiator dan koordinator serial webinar ecophilosophy (2021), ecotheology (2021), philojustice (2022), philopeace (2022), dan philopolitics (2023). Penulis buku Paham Manusia Sebagai Imam Ciptaan dalam Teologi Penciptaan John Zizioulas (2019), Kumpulan Artikel Filsafat (2023), dan Kumpulan Artikel Teologi (2023).

Andreas Bernadinus Atawolo OFM lahir di Lembata, 20 Mei 1978. Menyelesaikan studi doktoral di Universitas Antonianum Roma pada 2016 dengan disertasi The Category of Good in Bonaventure’s Creative Trinity: Towards A Dialogue Between Theology and Science. Sejak 2016 menjadi pengajar teologi di STF Driyarkara Jakarta. Penulis buku Dialog Antarumat Beragama: Kerjasama Membangun Kerajaan Allah—Telaah Kritis Pemikiran Jacques Dupuis (2007), Hasrat Allah Akan Jiwa Manusia: Belajar dari Teologi St. Bonaventura (2017), Pneumatologi St. Bonaventura: Memahami Hikmat Roh Kudus dan Karunia-Karunia (2019), Ekaristi: Sakramen Persekutuan Semesta (2020), dan Allah Trinitas: Misteri Persekutuan Kasih (2022).

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 + 14 =