Bacaan: Sirakh 27:30-28:9; Mazmur 103:1-4, 9-12; Roma 14:7-9; Matius 18:21-35

Tanda Salib & Salam
P: Dalam nama Pencipta kita, Allah semesta alam, yang memandang kita dengan kesabaran dan belas kasihan,
Dan atas nama Kristus Yesus yang mengajarkan kita untuk mengampuni dengan hati yang tulus sebagaimana kita telah diampuni oleh Allah,
Dan Roh Kudus yang menenun jejaring kehidupan yang terus berkembang melalui kebaikan, belas kasihan, dan cinta.

U: Amin.
P: Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Pencipta kita yang penuh kasih menyertai para saudari dan saudara!

U: Dan besertamu juga  

Kata Pengantar

Bacaan-bacaan hari ini mengingatkan kita untuk tidak membiarkan panggilan kenabian kita berubah menjadi kemarahan atau pembalasan dendam terhadap orang lain. Jika kita tidak saling mengampuni, bersikap lemah lembut dan tanpa kekerasan, kita tidak dapat mengharapkan Tuhan untuk mengampuni kita. Kita diundang untuk merenungkan dengan penuh rasa sesal akan semua kegagalan, dosa, dan penyalahgunaan ciptaan. Tuhan kini mengampuni kita  dan memanggil kita untuk menghadapi, menyembuhkan, dan mentransformasi ciptaan kepada keutuhan. Kita dipanggil untuk menjadi nabi yang sabar, tidak menghakimi dan saling memaafkan satu sama lain agar Tuhan mengampuni kita. Kita memperluas dimensi pertobatan menuju sebuah “pertobatan ekologis yang integral” yang oleh Paus Fransiskus mesti mencakupi dimensi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ketiga aspek itu  saling terkait dan saling berhubungan. Inilah panggilan kenabian kita dewasa ini.

Pernyataan Tobat

P: Sadar akan belas kasihan dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita, marilah kita hening sejenak. Kita memohon dari Allah rahmat pengampunan dan semangat saling memaafkan.

[hening sejenak]

P: Allah Pencipta, Engkau telah mempercayakan manusia karunia-karunia ciptaan yang sangat beragam dan meminta manusia untuk menerimanya dengan rasa syukur, membagikannya dengan murah hati, dan merawatnya dengan bijaksana dan baik. Namun, terlalu sering kami menyalahgunakan karunia-karunia dan kepercayaan-Mu itu.

U: Roh Allah Pencipta, kasihanilah kami.

P: Kristus Yesus, Engkau datang untuk menunjukkan kepada kami pengampunan dan belas kasih Allah dan mengajar kami untuk saling mengampuni sebagaimana kami ingin diampuni.

U: Firman Allah, kasihanilah.

P: Roh Kudus Allah, Engkau bekerja di dalam diri kami dan di antara kami, membuat kami lebih sadar akan kesucian semua ciptaan, membangkitkan gerakan global untuk merawat bumi dan segenap ciptaan lain.

U: Kebijaksanaan Allah, kasihanilah.

P: Semoga Tuhan, Pencipta segala ruang dan waktu dan jejaring kehidupan yang luas tempat kita hidup, mengasihani kita, membebaskan kita dari dosa-dosa, dan membimbing kita ke dalam kepenuhan Kehidupan ilahi.

U: Amin.

Kemuliaan

Doa Pembukaan

P: Marilah kita berdoa:

Allah kami yang penuh kasih, Pencipta segala sesuatu, ketidaktahuan, kekerasan, dan dosa manusia telah membawa kehancuran bagi Bumi, anugerah-Mu yang mengagumkan ini. Engkau adalah Allah lambat marah berlimpah kasih sayang. Hidupkanlah dalam diri kami kenangan akan belas kasih-Mu, agar kemarahan kami dapat diredakan, kebencian kami dihilangkan, dan kepedulian kami terhadap ciptaan disalurkan ke dalam tindakan tanpa kekerasan dan kreatif. Semoga kami semakin bertumbuh dalam rasa syukur atas pengampunan-Mu dan menjadi umat kaya akan belas kasihan seperti Engkau. Semoga Roh Kudus-Mu mengikat dan mempersatukan kami menjadi satu keluarga manusia yang bekerja bersama demi menyembuhkan dan memperbarui bumi, rumah kami bersama. Kami memohon kepada-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan memerintah bersama-Mu dalam Persekutuan Roh Kudus, Allah Esa kini dan selama-lamanya.

U: Amin.

Poin-poin untuk Renungan

Kitab Putra Sirakh mengingatkan kita bahwa membawa misi panggilan Tuhan untuk menyerukan “pertobatan ekologis yang integral” di masa sekarang ini dapat menyebabkan kita frustrasi dan bahkan marah. Banyak orang tidak mau mendengar, masa bodoh dan bahkan menyangkal tanda-tanda dan bukti-bukti akan krisis yang melanda dunia saat ini.  Yang lebih menyakitkan lagi adalah bahwa ada orang yang secara terbuka menentang usaha-usaha  untuk merawat dan menyembuhkan bumi dan semua jejaring kehidupan di dalamnya lantaran keserakahan akan kekayaan atau kekuasaan. Ketika krisis menjadi sangat mendesak dan merusak seperti krisis ekologi/iklim saat ini, kita terpancing untuk mengumpat dan marah terhadap mereka yang menyebabkan krisis dan mereka yang paling bertanggungjawab dalam mengatasi krisis tersebut. Betapa kita tidak marah misalnya tatkala kita menyaksikan banyak keluarga yang kelaparan, hutan yang terbakar, banjir, wilayah di kutub mencair, negara-negara berperang, krisis air bersih, kekeringan, dan pelbagai bencana ekologis dan kemanusiaan lainnya. Dalam situasi bencana semacam itu tampaknya wajar dan masuk akal kalau kita marah dan protes. Kerugian yang ditanggung oleh mereka yang hidup saat ini dan generasi mendatang bisa sangat besar akibat krisis ekologi. Bumi saat ini sedang dalam proses kepunahan dengan membawa ancaman dan  kerugian yang sangat besar bagi semua kehidupan.

Namun, Putra Sirakh mengingatkan kita bahwa kemarahan, kebencian dan balas dendam hanya akan mendatangkan kemurkaan dan pembalasan Tuhan atas kita. Sebaliknya, kita dituntut untuk mengampuni  agar Tuhan mengampuni kita. Kemarahan apabila diolah dengan baik dan benar dapat memberikan energi dan keberanian untuk berbicara dan bekerja untuk perubahan; Untuk sampai pada hal itu, kita mesti berjuang untuk mencari pengertian, pertobatan, dan rekonsiliasi, bukan pembalasan atau kehancuran. Kemarahan tidak mendatangkan kepahitan ketika kita memupuk dalam diri kita spiritualitas tanpa kekerasan. Mari kita mengolah perasaan kecemasan dan ketakutan akan masa depan dengan bergabung dan memperkuat gerakan-gerakan tanpa kekerasan demi transformasi sosial yang penting bagi pemeliharaan ciptaan.

Mazmur 103 mengumandangkan nyanyian akan pengampunan, belas kasihan, kesabaran, dan kasih sayang Tuhan bagi kita. Ketika kita mendoakan mazmur ini dalam konteks Masa Penciptaan, Roh Kudus bekerja bersama kita untuk memperdalam rasa syukur kita atas karunia-karunia ciptaan yang tak terhitung jumlahnya, serta atas belas kasihan dan pengampunan Tuhan atas penyalahgunaan yang dilakukan manusia terhadap karunia ciptaan Tuhan tersebut. Roh Kudus ingin menyembuhkan dan menyelamatkan hidup kita dari kehancuran yang mengancam kita semua.

Surat Paulus kepada jemaat di Roma mengajak tidak menghakimi satu sama lain. Setiap orang hidup atau mati untuk Kristus dan “setiap orang dari kita akan memberikan pertanggungan jawab kepada Allah.” [Roma: 14:12].

Injil Matius menjawab dua pertanyaan: Seberapa sering kita harus mengampuni seseorang yang meminta pengampunan kita? Dan apa yang akan terjadi jika kita tidak saling mengampuni? Yesus dengan jelas memerintahkan kita untuk mengampuni bukan hanya tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali  – pengampunan tanpa batas. Setiap kali mereka meminta pengampunan dengan tulus, kita harus memberikannya dengan tulus dan sepenuh hati. Jika kita tidak mengampuni sesama, maka kita juga akan kehilangan rahmat pengampunan dari Tuhan. Untuk menyadari betapa berharganya pengampunan Allah atas penyalahgunaan karunia-karunia ciptaan, kita perlu menyadari betapa berharganya dan sakralnya karunia ciptaan Tuhan. Perlahan-lahan Tuhan menyadarkan kita betapa berharganya anugerah ciptaan, seperti tanah, air, udara, dll. Pertanyaan-pertanyaan penting untuk kita adalah: Apa yang paling kita hargai, nikmati dan andalkan dari alam? Bagaimana kita dapat memandang alam sebagai anugerah dari Tuhan? Bagaimana kita dapat semakin mensyukuri  anugerah ciptaan di tengah-tengah krisis ekologi seperti perubahan iklim, badai, banjir, kebakaran, gelombang panas? Bagaimana kita dapat  menemukan kehadiran Allah dalam ciptaan?

Ketika kita semakin menyadari dan menghormati ciptaan sebagai anugerah Allah dan juga mengakui dan menyesali segala bentuk penyalahgunaan terhadap anugerah ciptaan Tuhan tersebut, di situlah kita telah mengalami kesabaran, belas kasihan, dan panggilan untuk bertobat. Paus Fransiskus sebut menyerukan pentingnya pertobatan ekologis yang integral; sebuah pertobatan yang mencakupi pelbagai macam dimensi kehidupan manusia seperti dimensi, iman, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Dalam konteks krisis ekologi, Paus menyerukan pentingnya pertobatan akan gaya hidup manusia seperti: “budaya membuang,” konsumsi berlebihan, ketidakadilan dan ketidakpedulian yang kian mengglobal.

Pertanyaan Refleksi

  • Apakah saya termasuk orang yang percaya kepada Allah yang menciptakan segala sesuatu dan mengagumi keanekaragaman, keindahan, dan kebaikan Allah dalam ciptaan-Nya?
  • Apakah saya termasuk orang yang percaya kepada Tuhan yang mempercayakan bumi dengan segala kekayaan, keanekaragaman, dan kebaikannya untuk dipelihara oleh komunitas bumi, serta bersabar dan memaafkan kegagalan dan dosa-dosa kita yang mengancam dan menghancurkan bumi?
  • Apakah saya termasuk orang yang percaya kepada Yesus yang menampakkan kasih, pengampunan, kesabaran dan kesetiaan Allah dan memanggil kita untuk saling mengampuni?
  • Apakah saya termasuk orang yang percaya kepada Yesus, Sabda yang Menjelma menjadi manusia, menjadi bagian dari bumi, hidup, bernafas, bekerja, berdoa, berkhotbah dan yang dalam Kotbah di Bukit mengajarkan budaya tanpa kekerasan, yang menderita, mati di kayu salib, dan bangkit kembali, dipermuliakan, untuk menunjukkan betapa luas dan dalamnya kuasa kasih dan pengampunan Tuhan?
  • Apakah saya termasuk di antara mereka yang percaya kepada Roh Kudus yang memperbaharui kehidupan setiap ciptaan, yang ikut mengeluh, merintih dan menjerit bersama ciptaan yang menderita, dan yang dengan penuh kesabaran bekerja bersama dengan manusia demi kelahiran kembali ciptaan menuju langit dan bumi yang baru?
  • Inilah iman kita. Melalui iman ini, kita melihat cara-cara Allah penampakan diri di tengah-tengah kita dan seluruh ciptaan-Nya. Melalui iman ini pula kita boleh dengan penuh kerinduan menantikan kepenuhan janji Allah di masa yang akan datang. Amin.

Doa Umat

P: Agar kita semakin bertumbuh dalam kesadaran bahwa segala ciptaan adalah karunia agung dari Allah. Marilah kita mohon….

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Agar kita dapat memperdalam rasa syukur kita atas kekayaan alam dan seluruh jejaring kehidupan dan dapat semakin bijaksana dan adil dalam merawat dan membagikan anugerah ciptaan tersebut. Marilah kita mohon….

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Agar kita dapat mengemban panggilan kenabian kita di masa krisis ini untuk menyampaikan Kebenaran Tuhan kepada sesama dan bergandengan tangan untuk hidup  tanpa kekerasan, bijaksana, berkelanjutan, adil, dan saling menghormati. Marilah kita mohon….

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Agar Tuhan mengampuni dosa-dosa kita sendiri terhadap ciptaan dan agar Tuhan menganugerahkan kita kesabaran dan kesanggupan untuk mengampuni orang lain. Marilah kita mohon….

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Agar Gereja yang sedang berproses dalam Sinode membantu Gereja untuk semakin bijaksana dan terbuka pada tuntunan Roh Kudus agar dapat membawa kehidupan, penyembuhan,  bagi Bumi, dan pembaharuan bagi seluruh komunitas Bumi. Marilah kita mohon….

U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

Doa Persembahan

P: Tuhan yang penuh kasih, dengarkanlah doa kami dan terimalah dengan senang hati anugerah ciptaan-Mu dan hasil jerih payah  pelayanan kami ini. Semoga apa yang telah kami persembahkan untuk kemuliaan nama-Mu akan membawa kesembuhan dan keselamatan bagi kami semua dan Bumi, rumah kami bersama. Kami memohonkan ini dengan perantaraan Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa, sekarang dan selama-lamanya.

U: Amin.

Doa sesudah Komuni

P: Marilah berdoa:

Allah kami yang penuh kasih, semoga ekaristi yang Engkau anugerahkan ini memberi kami kekuatan, menuntun pikiran, tindakan dan seluruh hidup kami agar selalu mengupayakan kebaikan dan keutuhan bagi segenap ciptaan-Mu. Semoga Roh Kudus-Mu mengarahkan kami pada jalan-Mu untuk merawat dan membaharui ciptaan-Mu agar selamat dari pelbagai krisis yang kini sedang melandanya. Kami mohonkan ini dalam nama Yesus dan dalam kuasa Roh Kudus-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa

U: Amin.

Berkat Penutup

P: Kita diberkati dengan karunia penciptaan yang luar biasa dan dengan kesabaran dan pengampunan Tuhan atas kegagalan kita untuk merawatnya dengan bijaksana dan penuh kasih.

U: Amin

P: Semoga Tuhan memberkati kita semua dengan rasa syukur yang mendalam dan kontemplatif atas keindahan dan kekayaan ciptaan.

U: Amin

P: Semoga Tuhan menganugerahkan kita rahmat  kesabaran dan untuk mengampuni satu sama lain.

U: Amin

P: Semoga Allah Bapa Pencipta kita, Kristus Yesus juru selamat, dan Roh Kudus yang  dalam Dia kita hidup, bergerak, dan memiliki keberadaan kita dan memberkati kita (+) Bapa, Putra dan Roh Kudus.

U: Amin

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here