Jakarta, 14/08/24. Kemanusiaan dan Ekologi. Dua hal yang sesungguhnya tidak bisa dilepaspisahkan. Mengutamakan yang satu dan mengabaikan yang lain adalah bunuh diri. Mengutamakan kemanusiaan dengan tata Kelola sumber daya lingkungan secara serampangan terbukti telah menghancurkan kemanusiaan, terutama mereka yang paling rentan menjadi korban: orang-orang miskin, kecil dan terpinggirkan. Tragedi kemanusiaan lantas menjadi kisah keseharian ketika ruang-ruang hidup diobrak-abrik atas nama pembangunan manusia; ketika lingkungan hidup sebagai rumah bersama untuk semua ciptaan dirobohkan.
Dalam konteks itu, amat penting kesadaran bersama, dialog dan kerja sama semua orang, khususnya agama-agama perlu dirumuskan ulang. Dialog dan kerja sama antaragama mesti sampai pada bagaimana membangun komitmen dan koalisi bersama untuk menyelamatkan, sekaligus kemanusiaan dan lingkungan hidup sebagai rumah bersama.
Atas kesadaran itu, dan bertepatan dengan kunjungan persaudaraan Minister General OFM, Sdr. Massimo Fusarelli OFM dari Roma, maka Ordo Saudara-Saudara Dina (Ordo Fratrum Minorum) Provinsi St. Michael Malaikat Agung Indonesia menyelenggarakan dialog lintas iman pada 14 Agustus 2024 pukul 09.00-12.30 WIB di Pura Adhitya Jaya Rawamangun – Jakarta Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh saudari dan saudara dari Katolik, Protestan, Islam, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan Baha’i. Terdapat sejumlah narasumber yang hadir, yaitu Dini Pramita (Jaringan Advokasi Tambang), Ahmad Maulana (Pimpinan Padepokan Ciliwung Condet), Matias Filemon Hadiputro (Pendeta Gereja Kristen Jawa Tangerang), Nissa Wargadipura (Pimpinan Pesantren Ekologi Ath-Thaariq), Budhy Munawar-Rachman (Dosen Islamologi dan Filsafat Islam Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta), Atthadhiro Thera (Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Sangha Theravāda Indonesia), JM I Wayan Gelgel (Perwakilan Pinandita Sanggraha Nusantara), Budi S. Tanuwibowo (Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia), dan Nasrin Astani (Aktivis Dialog Lintas Agama Baha’i). Kegiatan ini juga dihadiri oleh saudari dan saudara yang tergabung dalam Inter Franciscans for JPIC Indonesia Regio Jawa.
Rangkaian acara ini diperkaya dengan presentasi materi dari Minister General (Sdr. Massimo Fusarelli OFM), Selain itu, ada sejumlah penampilan untuk mewarnai dinamika dialog, yaitu Tari Sufi, Tari Bali, dan Hadroh.
Akhirnya seluruh rangkaian kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan dan pembacaan pernyataan sikap bersama agama-agama: (1) Mengejawantahkan cara hidup yang didasarkan pada semangat persaudaraan di tengah keberagaman. (2) Menghormati dan menjunjung tinggi martabat pribadi manusia, terutama mereka yang dikecualikan atau disingkirkan. (3) Menegakkan keadilan dengan baik dan benar ketika terjadi diskriminasi, korupsi, dan eksploitasi. (4) Mewartakan secara terus-menerus nilai-nilai perdamaian di tengah masyarakat luas. (5) Merawat bumi sebagai rumah bersama dengan mewujudkan gaya hidup hemat dan menghormati kesucian atau kesakralan alam. (6) Menciptakan lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. (7) Memastikan hak-hak masyarakat adat dan generasi mendatang terpenuhi, kearifan lokal terpelihara, dan kesejahteraan bumi dimungkinkan. Perlu diketahui bahwa ketujuh pernyataan bersama tersebut ditandatangani oleh Minister General dan para narasumber.