Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Edmund Burke (1729-1797) dalam Reflections on the Revolution in France menunjukkan permusuhan terhadap abstraksi intelektual dan menekankan tradisi serta kontinuitas dalam kehidupan nasional. Hal ini memerlihatkan bahwa Burke tidak menyukai humanisme. Sebagaimana dikatakan Stephen Law, kaum humanis percaya bahwa sains merupakan sarana yang harus diterapkan dalam semua bidang kehidupan.

Sedangkan Burke lebih memilih kearifan alamiah (natural wisdom). Karena Burke meyakini bahwa pemerintahan sekuler melakukan proyek rekonstruksi rasional (project of rational reconstruction). Menurut Alan Haworth, Burke mempunyai keyakinan jika tidak rusak, jangan diperbaiki. Karena fakta ketertiban dan tradisi tidak dengan sendirinya menghasilkan alasan untuk melindungi sistem hak serta desain lembaga.

Masuk akal untuk menuntut penjelasan mengapa kebiasaan dan tradisi harus dihormati. Perlu diketahui bahwa apabila masyarakat Prancis menghormati tradisinya sendiri dan tidak diperdaya serta dibujuk oleh kecerdasan intelektual, maka mereka akan menghindari kekacauan yang mengerikan serta membantai teror yang muncul setelah revolusi. Namun, mereka cenderung menjalankan kebijaksanaan tanpa refleksi dan prasangka dijadikan sebagai kebajikan serta kebiasaan.

David Cameron dalam khotbahnya mengenai King James Bible menyatakan bahwa Kitab Suci memberi Inggris seperangkat nilai moral yang memungkinkan Inggris seperti sekarang ini. Selain itu, Cameron menekankan supaya nilai moral ditegakkan dan dipertahankan secara aktif. Karena Kitab Suci membantu membentuk nilai-nilai dan masa depan Inggris. Cameron juga mengutip gagasan Margaret Thatcher yang menegaskan bahwa cita-cita Inggris didasarkan pada Kitab Suci.

Nilai-nilai Kristiani tersebut mencakup tanggung jawab, kerja keras, amal, kasih sayang, kerendahan hati, pengorbanan diri, mencintai pekerjaan untuk kebaikan bersama, dan menghormati kewajiban sosial. Seperti Burke, Cameron menekankan pentingnya menghormati tradisi. Namun, penting untuk bertanya kepada Cameron, mengapa harus menghormati nilai-nilai tradisional, yaitu nilai-nilai Kristen (Christian values). Terkait hal ini, argumen Cameron sangat konservatif dan memberi tekanan berlebihan pada tradisi.

Sumber Bacaan:

Haworth, Alan. “Humanism and the Political Order.” Dalam Andrew Capson dan A.C. Grayling. The Wiley Blackwell Handbook of Humanism. Chichester: John Wiley & Sons, 2015, hlm. 255-279.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here